Kamis, 23 Mei 2013

Menurunkan Range Frekuensi Tuner Blok FM


Untuk memodifikasi Tuner Blok PTO atau Permeability Tuned Oscillator atau yang lebih akrab disebut "Balok Tuner", dimana standar setting pabrik biasanya pada range frekuensi 87 - 108 MHz, terlebih dahulu kita harus memahami prinsip dasar perubahan frekuensi pada rangkaian oscillator.  Cara kerja Oscillator bisa diibaratkan bagaikan sebuah pendulum atau bandul, dimana panjang tali bandul adalah nilai L (satuan Henry) dan berat bandul adalah nilai C (Farad).  Resonansi pada frekuensi tertentu akan terjadi antara L dan C.  Bila nilai L diperbesar dengan nilai C tetap, maka frekuensi pergerakan bandul akan turun, sebaliknya jika diperkecil maka frekuensi pergerakan bandul akan naik.  Demikian pula dengan nilai C, jika C diperkecil maka frekuensi akan naik dan bila diperbesar nilainya maka frekuensi akan turun.  Namun, bukan hanya frekuensi oscilatornya saja yang akan kita turunkan, tetapi juga penala dan band pass filter yang akan berpengaruh pada sensitifitas tuner tersebut.  Pada praktek kali ini penulis akan coba menurunkan range frekuensi tuner balok menjadi sekitar 76 - 90 MHz.



Dengan demikian ada 2 cara untuk menurunkan range frekuensi tuner balok, yaitu dengan menambahkan lilitan atau memperbesar nilai C.  Dalam tulisan ini, penulis mempraktekkannya dengan menambah nilai L.  Perubahan untuk menaikkan nilai L atau induktor bisa dilakukan dengan cara memperkecil ukuran kawat atau menambah jumlah lilitan.  Berdasarkan pengalaman penulis, modifikasi tuner balok dengan cara menaikkan nilai L hasilnya lebih bagus daripada memperbesar nilai C.

Langkah pertama : Siapkan tuner balok boleh yang baru, atau lama, yang penting masih standar dalam hal sensitifitas.  Pada praktek penulis menggunakan tuner balok merek Rayden.  Berhasil juga penulis terapkan pada tuner balok merek Astello.

Selanjutnya siapkan solder, kemudian bukalah solderan pada gambar yang penulis tandai dengan kotak warna merah.

Bukalah kaleng penutupnya, maka akan terlihat sirkuit bagian bawah dari balok tuner.  Bukalah solderan pada bagian yang penulis tandai.  Tanda X merupakan lilitan oscilator, kemudian dua sebelahnya adalah penala dan band pass filter.  Bila Anda tidak ingin repot cukup paralelkan condensator pada tiga lilitan tersebut.  Namun hasil yang didapat kurang memuaskan, karena biasanya akan menangkap spleteran / harmonisa dari radio komersial dan sensitifitas akan berkurang.
Setelah keempat bagian tersebut kita lepaskan solderannya, maka kita bisa melepas PCB tuner.
Masih ada lagi bagian yang akan kita lepaskan.  Perhatikan gambar dibawah ini.  Kita ambil obeng plus untuk membuka baut yang menahan koker, ferit serta tuas tuner.  Tanda kotak merah adalah solderan antara penutup atas dengan rangka tuas tuner blok.
Setelah bagian tersebut kita lepaskan, maka antara tuas, koker dan ferit bisa kita buka.

Terdapat tiga buah koker yang sama dengan lilitan kawat aslinya sekitar 0,5 mm.  Ambil koker tersebut, kita ambil kawatnya dan kita ganti dengan kawat yang berdiameter lebih kecil, misalnya 0,3 mm.  Semakin kecil kawatnya maka nilai induktansi L akan semakin besar, akibatnya range frekuensi akan semakin turun.


Gambar dibawah ini adalah koker yang sudah penulis ganti kawatnya dengan ukuran 0,3 mm.  Untuk memperkuatnya bisa kita tambahkan isolasi, agar lilitan tidak berubah-ubah.

Gantilah kawat pada ketiga koker tersebut.  Hati-hati bila menggunakan kawat 0,1 atau 0,2 mm karena akan mudah putus.  Jangan lupa untuk mengerok ujung kawat untuk menghilangkan lapisan emailnya agar bisa kita solderkan pada PCB.

Selanjutnya kita pasang kembali semuanya seperti semula.  Mulai dari tuas dan ferit, tutup atas, PCB dan juga tutup bawahnya.

Akhirnya tuner blok siap kita gunakan.  Pasangkan rangkaian IF Amplifier pada tuner dan juga frekuensi konter untuk mengetahui perubahan range frekuensinya.



Frekuensi terbawah pada 77,0 MHz




Frekuensi teratas pada 92,5 Mhz


Berdasarkan hasil tes, sensitifitas cukup bagus dan bersih dari harmonisa radio komersial.  Meskipun belum mencapai target turun sampai 76 Mhz, tetapi menurut penulis sudah cukup untuk kita pergunakan.  Di Indonesia range frekuensi 70 - 87 Mhz pada mode FM belum banyak dipergunakan sehingga kita bisa mempergunakan range frekuensi tersebut untuk ber eksperimen.  Akhirnya penulis ucapkan selamat mencoba semoga sukses.

Jumat, 15 Maret 2013

Radio Penerima FM Portable LA1260 & TDA2822M

Berawal dari membaca sebuah artikel tentang Modifikasi Tuner FM 12 volt menjadi 3 volt yang ada di Blog : http://elcotomotif.blogspot.com/2010/11/modifikasi-penerima-fm-tuner-12-volt.html, kemudian penulis mencoba rangkaian tersebut dan ternyata berhasil.  Kalau pada rangkaian aslinya menggunakan headphone untuk mendengarkannya, maka penulis coba mengembangkannya dengan memasangkan mini audio amplifier menggunakan IC TDA2822M.  Berdasarkan datasheetnya, tegangan kerja IC tersebut adalah 1,8 - 12 volt.  Maka sangat cocok bila kita gabungkan untuk membuat sebuah radio portable dengan front end menggunakan tuner balok, penguat IF menggunakan IC LA1260 dan AF amplifier menggunakan IC tersebut diatas.
Skema asli dari blog tersebut adalah seperti dibawah ini :
 
Dari skema diatas, kemudian penulis hilangkan penguat headphonenya diganti dengan Low Power AF Amplifier menggunakan IC TDA2822M.  Penulis juga pernah menggunakan IC LM386, tetapi ternyata dengan tegangan 3 volt kerja dari IC LM386 kurang maksimal, karena tegangan minimal menurut datasheet adalah 3,5 volt.  Karena itu pilihan kemudian jatuh pada TDA2822M.  Kelemahan dari IC ini pada tegangan 3 volt maka speaker yang cocok digunakan adalah 4 ohm.  Bila menggunakan 8 ohm, maka suara tidak terdengar keras.
Photo diatas adalah hasil rakitan penulis, dengan ukuran PCB yang cukup kecil 8,2 x 3,8 cm.  Tuner bloknya penulis letakkan pada bagian bawah PCB.  Dalam photo diatas, lilitan kawat adalah antena yang penulis solder dengan gulungan tenol.

Karena front end mempergunakan tuner blok, maka tidak diragukan lagi mengenai kepekaannya.  Mengenai pemakaian baterai, penulis mencoba menggunakan baterai NiMH bekas telepon FWT merek C*R*A dengan tegangan 3,6 volt 1000mA bisa hidup selama setengah hari.  Pada photo penulis coba menggunakan 2 buah baterai alkaline yang sudah hampir habis dan suara masih terdengar keras.
Untuk desain PCB belum bisa penulis upload karena menurut penulis project ini belum selesai.  Pengembangan selanjutnya adalah menggabungkan penerima portable ini dengan Wireless Microphone dan Push Switch menjadi sebuah pesawat walkie talkie di jalur VHF.
Demikian yang bisa penulis share kali ini, selamat mencoba dan semoga sukses.

4 komentar:

  1. apa sudah membuat walky talki nya gan.. kalow sudah bagi link nya dung.. lagi nyari" skema dan komponenyaa ini gan...

    BalasHapus
  2. Merubah bosster fm frekuensi 70/75mhz menjadi boster rig frekuensi 144mhz gi mana gan?

    BalasHapus
  3. Merubah bosster fm frekuensi 70/75mhz menjadi boster rig frekuensi 144mhz gi mana gan?

    BalasHapus